Rabu, 22 Agustus 2012

Fenomena Tattoo dan Apa Gunanya ?


Jika kita semua menyaksikan siaran sepakbola Liga Inggris, La Liga, Liga Italia, atau menonton acara-acara televisi yang lain, semisal video klip “boy band”, atau juga mencermati liputan gossip artis, atau juga talk show seperti “Bukan Empat Mata” dan banyak lagi, belum lagi di keseharian kita, disekeliling kita, banyak sekali belakangan ini baik pria dan wanita menghiasi tubuhnya dengan Tattoo.
Tattoo (baca : tatu) adalah sebuah seni merajah tubuh dengan berbagai macam tema, apakah itu gambar, simbol, tulisan-tulisan bahkan replika foto atau banyak lagi tema yang dituangkan pada bagian atas kulit tubuh untuk menjadi karya seni yang menurut si empunya tatto adalah sebuah sign kebanggaan atau peringatan bermakna. Dan si pembuat, menjadi suatu karya yang konon dipamerkan dan dikoleksi sebagai handicap menuju keterkenalannya.
Tattoo berasal dari bahasa Tahiti”tatu” yang konon artinya tanda. Walaupun bukti-bukti sejarah tattoo ini tidak begitu banyak, tetapi para ahli mengambil kesimpulan bahwa seni tattoo ini udah ada sejak 12.000 tahun SM. Zaman dahulu tattoo semacam ritual bagi suku-suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu, Polynesians, dan lain-lain. Jika punya kesempatan jalan-jalan ke Mesir, coba kunjungi salah satu piramid, mungkin bisa ditemukan tattoo tertua di sana. Karena menurut sejarah, bangsa Mesir-lah yang jadi biang tumbuh suburnya tattoo di dunia. Bangsa Mesir dikenal sebagai bangsa yang terkenal kuat, konon gara-gara ekspansi mereka terhadap bangsa-bangsa lain, seni tattoo ini juga ikut-ikutan menyebar luas, seperti ke daerah Yunani, Persia, dan Arab.
Apa alasan bagi suku-suku kuno di dunia membuat Tattoo?
Bangsa Yunani kuno memakai tattoo sebagai tanda pengenal para anggota dari badan intelijen mereka, alias mata-mata perang pada saat itu. Di sini tattoo menunjukan pangkat dari si mata-mata tersebut. berbeda dengan bangsa Romawi, mereka memakai tattoo sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal dari golongan budak, dan Tattoo juga dirajahi ke setiap tubuh para tahanannya. Suku Maori di New Zealand membuat Tattoo berbentuk ukiran-ukiran spiral pada wajah dan bokongnya. Menurut mereka, ini adalah tanda bagi keturunan yang baik. Di Kepulauan Solomon, Tattoo ditorehkan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Hampir sama seperti di atas, orang-orang Suku Nuer di Sudan memakai Tattoo untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Orang-orang Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukkan status sosial tertentu.
Begitulah sejarah, dan cara orang menilai arti sebuah Tattoo - sebuah cara yang harus difikirkan sampai sejauh mana kegunaan dan fungsinya terhadap diri kita.
Kembali kita mencermati tingkah polah pelaku olah raga, selebritis, bahkan mungkin businessman yang mempunyai tattoo dengan alasan “following to trend”.
Bagaimana kita melihat, David Beckham -pesepakbola Inggris yang ganteng dan memiliki tubuh nyaris sempurna, dengan potongan rambut yang selalu menjadi trend. Tapi itu mungkin 10 tahun yang lalu, apa yang terjadi sekarang ? Lihatlah tubuh Beckham yang “nyaris habis” dirajah tattoo, mulai dari leher, lengan kiri dan kanan dari atas ke bawah, punggung bahkan sampai ke kaki. Tidak kurang dari 100 tatoo yang dia miliki, apakah kita melihatnya menjadi sebuah keindahan ? Bisa dikatakantidak.
Tubuh Beckham menjadi gelap membiru, dengan sembulan kuning dan merahdibeberapa tattoo-nya. Victoria Beckham, istrinya, pernah mengatakan pada sebuah media di Inggris, bahwa “..aku akan terus berdoa untuk dia tidak menambah tattoo-nya..”. Demikian candunya Beckham atas seni rajah ini.
Tora Sudiro, Ovi Rif/, Tamara Geraldine, adalah contoh selebritis kita yang mempunyai tatto Masya Allah banyaknya. Mungkin kalau tatto diletakkan pada titik tertentu di bagian tubuh dengan tema yang menarik, akan menjadi sebuah karya seni indah yang ditunggu-tunggu sembulannya.
Tapi apa nyana ? Lihatlah tubuh mereka yang mulai menghitam dan tidak jelas apa lagi nilai seninya, yang ada hanyalah goresan ribuan garis ditanamkan ke jutaan pori-pori, masih terlihat bentuknya ? Sekali lagi bisa dikatakan tidak.
Lalu dimana kebanggan itu ? Jawabannya : Dimana ya ??
Bahkan belakangan terkesan seperti menutup-nutupi tattoo yang ada di tubuhnya, seperti selalu memakai kemeja lengan panjang. Atau celakanya, kita bisa melihat bagaimana Tora yang berperan menjadi guru di film Laskar Pelangi, harus dipoles dengan bedak dan zat warna menyerupai warna kulit untuk menutupi tatoo-nya karena guru yang di-tokohkan harus selalu memakai kemeja lengan pendek. Buang waktu ? Jelas, yang seharusnya dalam waktu 10 menit bisa langsung take adegan, tapi karena si “goresan seni” harus rela di make up lebih dari setengah jam.
Sampai saat ini, demam tatoo masih melanda seluruh dunia, sedikit sekali orang yang tidak memiliki tattoo dalm artian, masih belum rela kulit putihnya di”corat-coret” dengan jarum dan tinta.
Roger Federer (petenis no.1 dunia), John Terry dan Frank Lampard (pesepakbola Chelsea), Steven Gerrard (Liverpool), Tiger Woods, pegolf no.1 dunia, Yao Ming, pebasket Cina, Michaels Phelps, perenang AS - adalah beberapa contoh olahragawan yang sampai saat tulisan ini dibuat tidak memiliki tatoo satupun.
Tom Cruise, Julia Roberts, Brad Pitt, semua personel Westlife, contoh di selebriti dunia yang tidak memiliki tattoo.
Have a principe ! Sebuah kalimat yang tepat !
Hanya prinsip yang bisa mencegah kepemilikan tattoo di tubuh dirinya. Prinsip bahwa memiliki tatoo kalau hanya untuk ikut-ikutan apalah gunanya, memiliki tattoo kalau hanya kesenangan sesaat, kemudian menyesal adalah keterpurukan jiwa. Memililiki tattoo, kalau cuma sebuah sketsa dan tulisan yang suatu saat “basi” karena berkembangnya trend baru, padahal tattoo lama telah menutup sepersekian area luas tubuh, dan keinginan bertattoo masih belum berhenti.
Addicted ! Kecanduan ! Inilah bahaya yang ditimbulkan oleh keinginan bertattoo, setelah memulai, akan sangat sulit sekali untuk berhenti. Bahkan menambah terus..terus..terus..Lalu kapan berhentinya ? Entahlah…
Guinness Book of World RecordmencatatAdam Kemp danMarshall Olsendari Cleveland, Amerika Serikat sebagai pemilik tattoo terbanyak sampai saat ini, dan hebatnya dilakukan dalam satu kesempatan yang memakan waktu 42 jam, 26 menit dan 4 detik. Rekor tersebut dicatat tahun 2007 dan belum terpecahkan sampai sekarang.
Fenomena bertattoo saat ini tidak lebih hanya sekedar trend, seperti orang senang dengan “boy band” yang sangat menjamur, dengan lagu-lagu berkarakter industri, sama sekali tidak berpotensi evergreen.
Lalu, jika trend itu berlalu ?
Dipastikan bahwa banyak sekali pemilik tattoo menyesal, kenapa bertattoo, mau diapakan tattoo ini ? Belum lagi, ada pendapat-pendapat yang menganggap bahwa pemilik tattoo seperti penjahat, pergaulan bebas, masa lalu yang tidak berprinsip, dan masih segunung julukan yang menyakitkan hati…
Lantas gunanya apa ?
Penulis pernah mengalami, seorang bapak pada saat sholat Shubuh di suatu tempat di Jakarta, kebetulan duduk di sebelah kanan penulis, dan terlihat tangan kirinya ada tato dengan sketsa wanita berambut panjang..dan maaf telanjang.
Saya bertanya, “Maaf pak..kalau boleh tahu umur bapak berapa ?”, dia menjawab 55 tahun. Selanjutnya, pertanyaan berlanjut..kami terlibat pada cerita pengalaman beliau, dan ujungnya saya bertanya, bagaimana cerita tentang tattoo wanita telanjang itu..
Matanya memerah, dia sangat menyesal, dan tidak tahu harus berbuat apa terhadap “aib” dirinya itu, pernah mencoba untuk menghilangkan, tapi dia belum cukup nyali untuk “mencongkel” tattoo-nya dengan silet. Saya menyarankan dengan laser, tapi dia sendiri pernah mendapat suatu pernyataan bahwa proses laser tersebut sangat perlahan dilakukan dan luar biasa sakitnya, selain juga mahal.
Mau tidak mau dia “pertahankan” sketsa itu dengan cara sedapat mungkin ditutupi, seperti kemeja lengan panjang atau apapun.
Menyimak kisah sederhana di atas, kita disadarkan oleh suatu keadaan tentang trend, perilaku ikut-ikutan, lantas mengorbankan kulit tubuh untuk di”coret-coret”, lalu trend berlalu, umur bertambah, kulit keriput, kesadaran timbul….
Yang terjadi ? Menyesalkah, bahagiakah, besar omong soal pengalaman hebat di masa lalu ? Atau apa ?
Sebelum menjadi penyesalan, selalu lakukan setiap tindakan dengan fikiran yang jernih, berfikir jauh ke depan dan selalu minta petunjuk dengan doa..karena dalam doa selalu ada keikhlasan, kebenaran dan kepasrahan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar